Minggu, 14 November 2010

Somalia, Negara Paling Rawan Teror /Somalia, the Most Vulnerable State Terror

Somalia, Negara Paling Rawan Teror
LONDON, KOMPAS.com — Somalia menggantikan Irak sebagai negara paling berisiko mengenai serangan teror, kata lembaga pemeringkat risiko global, Maplecroft. Lembaga itu juga menyebutkan, ancaman meningkat di Rusia, Yunani, dan Yaman, tetapi menurun di India dan Aljazair.

Hasil terbaru mengenai Indeks Risiko Terorisme, yang dikeluarkan oleh lembaga tersebut, memperlihatkan peningkatan bahaya di Somalia dan Yaman disebabkan oleh kekerasan yang berasal dari organisasi sayap Al Qaeda, sementara di Rusia berasal dari serangan kelompok separatis Kaukus Utara. Perubahan peringkat terbesar terjadi di Yunani, yang naik dari peringkat 57 ke 24 dan menjadi negara paling berisiko di Eropa, suatu kecenderungan yang menurut lembaga tersebut terjadi karena kekerasan yang dilakukan kelompok sayap kiri.

/

Somalia, the Most Vulnerable State Terror
LONDON, KOMPAS.com - Somalia replacing Iraq as the country most at risk of terror attacks, said the global risk rating agencies, Maplecroft. It also mentions the threat of rising in Russia, Greece, and Yemen, but declined in India and Algeria.

Latest Results of the Terrorism Risk Index, issued by the agency, showed increased dangers in Somalia and Yemen is caused by the violence that comes from Al Qaeda's wing organization, while in Russia come from attacks by the separatist Northern Caucus. The biggest change in rank occurred in Greece, which rose from rank 57 to 24 and became the most risky countries in Europe, a tendency which, according to the agency because of violence committed left-wing groups.

Pakistan, where more than 2,000 people were killed as a result of deadly attacks from Islamic militants since 2007, moved up one rank to the two countries most at risk, while his neighbor, Afghanistan, dropped its ranking in fourth place from second place.

Iraq, where sectarian massacres since the massive United States-led invasion in 2003, now in third place.

Security experts said the global risks posed by Islamist militants recently highlighted by Al Qaeda claims responsibility for planned detonation cargo plane that flew from Yemen to the U.S., last month.

Maplecroft say, Somalia suffered 556 attacks in 1437 killed and 3408 injured in the period June 2009 to June 2010, the period of study was conducted. "Somalia is a country with the highest risk level," the report said. "Somalia has a total death toll since the highest terror, Iraq and Afghanistan exceeds the number of deaths per attack."

The attack failed

Maplecroft said, most of the violence in Somalia came from Al Qaeda's wing groups, Ash Shabaab, which is struggling against a weak transitional government for three years and now controls the south and center of the country. Yemen, located in the Gulf of Aden, raising fears of the West because of Yemen became the headquarters of Al Qaeda in the Arabian Peninsula, which claimed responsibility for attacks on cargo planes and bombing attempt by a Nigerian student in a plane that will fly to Detroit on December 25, 2009, although both failed.

Rating agencies based in the UK examined 196 countries regarding the number, frequency, and intensity of attacks plus the possibility of casualties. Although based on past data, the purpose of the analysis is for the assessment of the future.

Ratings of the reporting period was partially overlap with the data calendar 2009, which was previously used for the rating issued in February 2010.

No Western countries with large economies into the category of high risk. U.S. is ranked 33, France 44, and Britain 46, all located in the medium category, while Canada is ranked 67 and Germany at 70 or low risk.

There were 16 high-risk country designated by the top row is Somalia, Pakistan, Iraq and Afghanistan, followed the Palestinian territories (5), Colombia (6), Thailand (7), Philippines (8), Yemen (9), and Russia (10).

Russia's risk rating rose to the rank 10 from rank 15 because of the increasing attacks by separatist groups from the North Caucus including a double suicide bombing in the Moscow subway in March 2010 that killed 40 people. Movement of other ranks also include Algeria, which went down to rank 36 of the previous rank 7, and India, which fell to the rank of 15 out of rank 6.


Pakistan, tempat lebih dari 2.000 orang terbunuh sebagai akibat serangan mematikan dari gerilyawan Islam sejak 2007, naik satu peringkat menjadi negara kedua yang paling berisiko, sedangkan tetangganya, Afganistan, turun peringkatnya di tempat keempat dari peringkat kedua.

Irak, tempat terjadinya pembantaian sektarian besar-besaran sejak invasi yang dipimpin Amerika Serikat pada tahun 2003, sekarang berada di tempat ketiga.

Para ahli keamanan mengatakan, risiko global yang ditimbulkan oleh kelompok Islam garis keras belakangan disoroti oleh klaim pertanggungjawaban Al Qaeda atas rencana peledakan pesawat kargo yang terbang dari Yaman menuju AS, bulan lalu.

Maplecroft mengatakan, Somalia mengalami 556 serangan dengan 1.437 korban tewas dan 3.408 orang terluka pada periode Juni 2009 hingga Juni 2010, masa studi tersebut dilakukan. "Somalia adalah negara dengan tingkat risiko tertinggi," kata laporan itu. "Somalia memiliki jumlah korban tewas karena aksi teror tertinggi, melampaui Irak dan Afganistan dalam jumlah kematian per serangan."

Serangan gagal

Maplecroft mengatakan, kebanyakan kekerasan di Somalia berasal dari sayap kelompok Al Qaeda, Ash Shabaab, yang berjuang melawan pemerintah transisi yang lemah selama tiga tahun dan sekarang menguasai bagian selatan dan pusat negara itu. Yaman, yang berada di Teluk Aden, menimbulkan kekhawatiran terhadap Barat karena Yaman menjadi markas Al Qaeda di Jazirah Arab, yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap pesawat kargo dan usaha pengeboman oleh seorang pelajar Nigeria di pesawat yang akan terbang ke Detroit pada 25 Desember 2009, meskipun keduanya gagal.

Lembaga pemeringkat yang berbasis di Inggris tersebut mengkaji 196 negara mengenai jumlah, frekuensi, dan intensitas serangan ditambah kemungkinan adanya korban jiwa. Meski berdasarkan pada data masa lalu, tujuan analisis tersebut adalah untuk penilaian masa mendatang.

Periode laporan peringkat tersebut sebagian tumpang-tindih dengan data kalender 2009 yang sebelumnya digunakan untuk pemeringkatan yang dikeluarkan pada Februari 2010.

Tidak ada negara Barat dengan perekonomian besar masuk dalam kategori berisiko tinggi. AS berada di peringkat 33, Perancis 44, dan Inggris 46, semuanya berada dalam kategori sedang, sementara Kanada di peringkat 67 dan Jerman di 70 atau berisiko rendah.

Terdapat 16 negara yang dikategorikan berisiko tinggi dengan peringkat teratas berturut-turut adalah Somalia, Pakistan, Irak, dan Afganistan, diikuti  wilayah Palestina (5), Kolombia (6), Thailand (7), Filipina (8), Yaman (9), dan Rusia (10).

Peringkat risiko Rusia naik ke peringkat 10 dari peringkat 15 karena meningkatnya serangan besar oleh kelompok separatis dari Kaukus Utara termasuk bom bunuh diri ganda di kereta bawah tanah Moskwa pada Maret 2010 yang menewaskan 40 orang. Pergerakan peringkat lain juga meliputi Aljazair, yang turun ke peringkat 36 dari sebelumnya peringkat 7, dan India, yang turun ke peringkat 15 dari peringkat 6.

0 komentar:

Posting Komentar