Orang Indonesia di Balik Temuan Planet Alien
Para astronom temukan planet baru. Membuka jalan bagi ilmuwan. Dipimpin astronom Indonesia
VIVAnews –Ini temuan terkini dalam dunia astronomi. Sebuah planet baru. Ditemukan oleh Max Planck Institut fur Astronomie (MPIA) di Jerman. Diberi nama Planet HIP 13044b, sebab dia mengelilingi HIP 13044, sebuah bintang tua yang sudah sekarat. Temuan baru ini dilansir Kamis, 18 November 2010. Dipublikasikan secara luas ke seluruh dunia hari ini.
Kisah tentang angkasa luar, temuan planet, dan sebagainya kerap kali membuat kita kagum. Kadang juga bingung. Sebab istilah dan kodenya begitu banyak. Agar cerita tentang planet baru itu mudah dipahami, ada baiknya kita buka kembali cerita para guru soal jagat raya ini.
Semenjak di bangku sekolah kita diajari bahwa dalam jagat raya ini terdapat sejumlah galaksi. Salah satunya adalah Milky Way, yang oleh kita lebih dikenal dengan sebutan Galaksi Bima Sakti. Dalam Bima Sakti itulah bumi yang kita huni ini dan sejumlah planet lain menetap.
Di luar itu masih banyak galaksi lain. Salah satunya adalah sebuah galaksi mini. Planet-planet di galaksi mini mengitari sebuah bintang induk bernama HIP 13044. Para ahli menghitung bahwa galaksi mini ini berjarak sekitar 2000 tahun cahaya dari bumi.
Tapi bintang induk itu kian renta. Daya gravitasi terhadap sejumlah planet yang mengitarinya kian lemah. Melemahnya daya gravitasi itu menyebabkan sejumlah planet terlepas dan disedot oleh daya gravitasi galaksi yang lain.
Satu dari sekian planet di sekitar bintang yang renta itu, ditarik oleh daya gravitasi Galaksi Bima Sakti. Daya tarik itu menyebabkan planet itu masuk ke dalam lingkungan Galaksi Bima Sakti. Proses penarikan itu juga kerap disebut sebagai "kanibalisme" galaksi. Sejumlah ahli menaksir bahwa proses kanibalisme itu terjadi 6 hingga 9 miliar tahun silam.
Planet yang masuk ke Bima Sakti itulah yang ditemukan sejumlah astronom di Jerman tadi. Lantaran dia berasal dari lingkungan HIP 13004, maka planet yang baru ditemukan itu diberi imbuhan b menjadi HIP 13004b. Planet ini menjadi "anak kost" di Galaksi Bima Sakti. Ukurannya, sedikit lebih besar dari Yupiter.
Apa pentingnya temuan planet baru itu buat kita?
Rainer Klement dari MPIA menuturkan bahwa temuan itu sangat menarik, sebab inilah pertama kalinya manusia menemukan adanya planet lain di luar galaksi kita. Temuan itu juga, lanjut Rainer, membuka jalan bagi para astronom untuk meneliti kelangsungan hidup galaksi Bima Sakti, juga kelangsungan hidup bumi yang kita huni ini.
Para ahli itu menghitung bahwa sekitar lima miliar tahun yang akan datang, Matahari juga perlahan akan redup. Dia akan memasuki fase "raksasa merah" yaitu fase di mana kekuatannya meredup dan daya grativitasinya melemah. Ketika daya gravitasi melemah itulah, planet-planet yang mengitarinya--termasuk bumi-- "dimangsa" oleh matahari atau disedot oleh gravitasi galaksi yang lain.
“Penemuan ini sangat menarik terutama ketika kita memahami masa depan tata surya, bahwa Matahari juga akan berubah menjadi 'raksasa merah' lima miliar tahun mendatang," kata pemimpin proyek, Johny Setiawan – astronom Indonesia yang juga bekerja di MPIA.
Lalu mengapa si HIP 13044b itu selamat dan tidak tertelan oleh planet induknya. Johny memperkirakan lantaran planet itu berotasi lebih cepat dari planet-planet yang lain. Namun dia tidak akan hidup selamanya, sebab bintang induk itu akan berkembang dalam tahap evolusi berikutnya. Saat itulah nanti-- miliaran tahun lagi-- planet ini tertelan.
Johny setiawan memperkirakan bahwa nanti, saat Matahari memasuki fase penuaan dan menjadi raksasa merah, Bumi mungkin tak akan selamat.
"Planet-planet dalam, termasuk Bumi, mungkin tidak akan bertahan hidup," kata Johny Setiawan pada SPACE.com. "Tapi Jupiter, Saturnus dan planet-planet luar mungkin pindah mendekat, persis seperti yang kami deteksi."
Namun, pada akhirnya semua akan binasa. Suatu ketika si Yupiter itu pun akan tertelan, sebagaimana nasib si HIP 13044b, yang karena datang dari antah berantah itu kemudian disebut planet "Alien".
Dipimpin Astronom Indonesia
Kita boleh berbangga karena tim penemu planet alien ini dipimpin astronom Indonesia, Johny Setiawan.Dr.rer.nat. Meski gemilang di luar negeri, tak banyak orang Indonesia yang tahu siapa dan sepak terjang sang astronom.
Pria kelahiran 16 Agustus 1974 ini bekerja di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Jerman. Hebatnya, ia orang non-Jerman yang dipercaya berkali-kali sebagai ketua tim proyek.
Ia bergabung sebagai peneliti post-doctoral di MPIA, di Department of Planet and Star Formation sejak Juni 2003. Di tahun yang sama pula ia mulai memimpin penelitian di observasi bintang dan planet ESO La Silla. Selain itu, ia juga bekerja secara khusus di sejumlah projek seperti ESPRI (Pencarian Planet dengan PRIMA/ Phase-Referenced Imaging and Micro-arcsecond Astrometry).
Sebelum penemuan terbaru soal planet alien itu, Johny dan timnya menemukan sekitar 10 planet baru, meski tak semua dipublikasikan. Pada 2008, misalnya, ia dan timnya menemuka planet yang diberi nama TW Hya b. Planet tersebut mengelilingi bintang TW Hydrae itu berada di konstelasi Hydra yang berjarak 180 tahun cahaya dari Bumi.
Penemuan ini membuat kaget dunia astronomi. Sebab, dalam kurun waktu 12 tahun terakhir, tak satu pun planet yang muncul dari bintang muda.
Pada 2005 tim peneliti yang sama juga berhasil menemukan planet ekstrasolar lain yang diberi nama HD 11977 b yang juga memberikan informasi tentang evolusi dari sistem tata surya lain berkaitan dengan eksistensi planet jika bintang induk kehabisan sumber energi.
Sebagai asli Indonesia, Johny menguasai bahasa ibu, Bahasa Indonesia. Dan pergaulannya di Eropa membuat ia lancar berbahasa Jerman, Inggris, Spanyol, dan Prancis.
Selain bekerja di MPIA, Johny aktif memberikan ceramah soal astronomi, baik di Jerman maupun Indonesia.
Menurutnya, kegiatan sosial dan publik dalam komunitas ilmiah, dan hubungan antara akademisi, sains maupun non-sains sangat penting artinya untuk mentransfer ilmu pengetahuan dalam arah horisontal dan vertikal.
Selain kesibukan sebagai ilmuwan, Johny juga punya hobi memasak. Dia bisa memasak hampir semua jenis masakan tradisional Indonesia, yang kerap disajikan untuk kawan-kawannya sesama astronot.
( Indonesian People Behind the findings of Alien PlanetAstronomers find new planets. Pave the way for scientists. Led by astronomer Indonesia
VIVAnews-This latest discovery in the world of astronomy. A new planet. Discovered by Max Planck Institut fur Astronomie (MPIA) in Germany. Planet named HIP 13044b, because he surrounds HIP 13 044, an old star that has been dying. The new findings reported by Thursday, November 18, 2010. Widely publicized throughout the world today.
The story about outer space, planet finding, and so often times makes us wonder. Sometimes also confused. Because the term and the code so much. In order for the story about the new planets were easy to understand, it helps us go back to the story of teachers about the universe.
Since in school we were taught that in this universe there are a number of galaxies. One is the Milky Way, which by our better known as the Milky Way. In the Milky Way that's the world we live it and settled a number of other planets.
Beyond that there are many other galaxies. One is a mini galaxy. The planets in the galaxy mini around a parent star is called HIP 13044. The experts calculate that this mini galaxy is about 2000 light years from Earth.
But it is increasingly frail parent star. Gravitational power of a number of planets surrounding them increasingly weak. Weakening the power of gravity that causes the number of planets apart and sucked by the gravitation of other galaxies.
One of the planets around old stars, the power drawn by the gravity of the Milky Way. The attraction causes the planet's environment into the Milky Way. The process of withdrawal is also often referred to as "cannibalism" galaxy. Some experts estimate that the process of cannibalism took place 6 to 9 billion years ago.
Planets belonging to the Milky Way was found in a number of astronomers in Germany earlier. Because he came from HIP 13 004, then the newly discovered planet was given the suffix b become HIP 13004b. This planet is a "child in boarding house" in the Milky Way. Its size, slightly larger than Jupiter.
What is the importance of finding new planet for us?
Rainer Klement from MPIA said that the findings were very interesting, because this is the first time humans discovered the existence of other planets outside our galaxy. The findings also, continued Rainer, paving the way for astronomers to examine the viability of the Milky Way, as well as survival of the world we live this.
The experts had calculated that approximately five billion years to come, the Sun also will slowly dim. He will enter the phase of "red giant" that is the phase where its strength and power dimmed grativitasinya weakened. When that's weaker gravity, the planets surrounding them - including Earth - "preyed upon" by the sun or being sucked by gravity of other galaxies.
"This discovery is very interesting especially when we understand the future of the solar system, that the Sun will also be turned into a 'red giant' five billion years," said project leader, Johny Setiawan - Indonesia astronomer who also worked at the MPIA.
Then why the HIP 13044b it safe and not swallowed by its parent planet. Johnny estimate because the planet is rotating faster than the other planets. But he will not live forever, because the parent star that will evolve in the next evolutionary stage. At that moment later on - billions of years longer - the planet is swallowed.
Johnny setiawan estimates that later, when the Sun entered the phase of aging and become a red giant, Earth may not be safe."The planets inside, including the Earth, probably will not survive," said Johny Setiawan on SPACE.com. "But Jupiter, Saturn and outer planets may move closer, just as we detected."
However, in the end all will perish. Once the Jupiter it would be swallowed, as the fate of the HIP 13044b, which is due to come from the middle of nowhere it came to be called planets "Alien".
Astronomers led Indonesia
We should be proud because this alien planet finder team of astronomers led by Indonesia, Johny Setiawan.Dr.rer.nat. Although brilliant in foreign countries, not many Indonesian people who know who and lunge kick, the astronomer.
Men born August 16, 1974 is working at the Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Germany. Remarkably, he was a non-Germans who believed many times as the chairman of the project team.
He joined as a post-doctoral researcher at the MPIA, in the Department of the Planet and Star Formation since June 2003. In the same year he began leading the research in the observation of stars and planets ESO La Silla. In addition, he also worked specifically on a number of projects like ESPRI (Search for Planets with PRIMA / Phase-referenced Imaging and Micro-arcsecond Astrometry).
Before the recent discovery of an alien planet about it, Johnny and his team found about 10 new planets, although not all published. In 2008, for example, he and his team menemuka planet named TW Hya b. The planet around the star TW Hydrae is located in the constellation Hydra, a distance of 180 light years from Earth.
This discovery shocked the world of astronomy. Because, within the last 12 years, none of the planet that comes from young stars.
In 2005 the same research team also managed to find another extrasolar planet, named HD 11977 b which also provides information about the evolution of other solar systems related to the existence of the planet if its star was running out of energy sources.
As a native of Indonesia, Johny mastering the mother tongue, Indonesian. And her social in Europe made her fluent in German, English, Spanish, and French.
Besides working at the MPIA, Johnny active giving lectures about astronomy, both in Germany and Indonesia.
According to him, social and public activities in the scientific community, and the relationship between academics, science and non-science is very important to transfer knowledge in the horizontal and vertical directions.
Besides busy as a scientist, Johnny also had a hobby of cooking. He can cook almost any type of traditional Indonesian cuisine, which often served to his friends fellow astronaut.)
Sabtu, 20 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar